Kembali Ke Timur
Bismillahirrohmaanirrohiim
Indonesia menjadi bagian dari sebuah kebudayaan yang
agung, budaya yang luhur. Budaya yang memegang prinsip kebaikan sebagai
landasan dalam bersikap, berperilaku. Seperti umumnya bangsa-bangsa lain yang
tercakup dalam lingkar budaya timur.
Tidak ada yang menyangkal ketinggian nilai dari budaya
timur. Akan tetapi, budaya yang luhur tersebut lambat laun mulai ditinggalkan.
Orang-orang mulai latah dalam bersikap dan berangsur “lari” meninggalkan budaya
timur. Dalih kemodernan dijadikan sebagai alibi untuk tidak lagi menggunakan
budaya timur sebagai dasar perilaku.
Ada beberapa landasan yang menjadi pondasi budaya timur
dalam bersikap. Sebuah hal yang selama ini mengakar pada diri orang indonesia
secara turun temurun. Namun adanya wacana modernisasi dan kemajuan membuat kita
kehilangan ruh sebagai sebuah bangsa dan negara yang berpijak di atas budaya
timur.
Dibawah ini adalah analis yang munkin bisa menjadi
referensi kita untuk menghargai dan menghidupkan kembali budaya luhur dari
nenek moyang kita.
Hospitality & Respect for Elders. Maksud
dari sifat tersebut menunjukkan bahwa bangsa timur memiliki sifat yang ramah
dan sopan serta mudah bersosialisasi dengan bangsa lainnya. Sikap peduli
terhadap lingkungan sekitar membuat bangsa timur mudah bergaul berbeda dengan
bangsa barat yang cenderung hidup lebih individualis.
Bangsa timur dikenal dengan kesopanannya dan menjunjung
tinggi norma kesopanan. Adat yang berlaku di lingkungan bangsa timur sangat
berpengaruh terhadap kesopanan orang-orangnya.
Degradasi: Sesungguhnya kita memiliki budaya ramah dan
sopan yang luar biasa. saat ini hal tersebut masih bisa dilihat dari
orang-orang yang berada di pegunungan dan pedalaman di jawa yang belum
terkontaminasi dengan budaya lain. Mudah bergaul dan tidak mengedepankan negatif
thinking menjadi orang yang berinteraksi merasa nyaman dengan sikap yang
mereka berikan.
Juga tentang etos gotong royong sebagai bentuk
interaksi keakraban dan kekeluargaan yang mulai ditinggalkan. Dewasa ini,
orang-orang timur menjadi individualis dalam bertindak. Maka, kekeluargaan yang
dibangun pun tidak seakrab ketika segala urusan diselesaikan bersama. Ada
sebuah keperdulian kepada orang lain dalam berbagai hal. Sedang saat ini motto
yang digunakan adalah “urusanku, urusanku. Dan urusanmu, urusanmu”.
Hardworking & Diligent. Pekerja keras
merupan sifat yang tidak bisa dianggap remeh. Bangsa Timur dikenal dengan
orang-orangnya yang tidak mudah menyerah, rajin dan bersungguh sungguh saat
melakukan sesuatu apalagi yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena bangsa
timur dikenal pekerja keras dan rajin ini menyebabkan bangsa timur cerdas dan
pantang menyerah.
Degradasi: Nyatanya saat ini kesungguhan bekerja
orang-orang timur seolah terkikis. Orang-orang dulu tidak pilih-pilih dalam
bekerja. Dalam artian, tidak menunggu pekerjaan yang mudah, dengan gaji yang
tinggi. Akan tetapi saat ini, orang-orang saling sikut untuk mencari pekerjaan
ringan dengan gaji tinggi. Maka, banyak sawah, ladang, dan tanah-tanah yang
lebih memilih dijual sebab tidak banyak orang yang memilih menjadi petani. Juga maraknya orang yang tidak disiplin dalam
melakukan sesuatu. Yang dalam istilah Syeikh Mifatahul Luthfi Muhammad
al-Mutawakkil, masyarakat kita terserang virus LML (lemas, malas, loyo).
Hal tersebut menunjukkan salah satu degradasi budaya
orang timur dalam aspek hardworking dan diligent.
Religius & Well-cultured. Bangsa timur juga terkenal
karena keragaman ras dan kebudayaan. Tidak hanya menang kuantitas, hal utama
yang menjadi pedoman hidup bangsa timur adalah tradisi dan agama. Karena
keterikatan dengan adat dan budaya menjadikan pembatas individu-individu bangsa
timur untuk mencapai potensi maksimalnya.
Degradasi: Orang-orang timur didorong oleh
kekuatan tradisi dan agama dalam melakukan sesuatu. Ideologi agama dan adat
yang berlaku sangat sentral sebagai penggerak orang-orang yang menganut
kebudayaan timur. Akan tetapi saat ini banyak orang yang “merongrong” orang
timur untuk meninggalkan adat baik yang ada, dengan menggunakan intervensi
pencemaran adat agar dikenal dengan image yang buruk. Image ada yang yang buruk
tersebut yang akan menjadian masyarakat antipati dan berangsur-angsur
meninggalkan adat yang ada.
Begitu pula dengan kekuatan agama yang semakin lama,
semakin ditinggalkan. Ini salah faktor terbesar kekuatan bangsa timur tidak
lagi muncul dengan skala besar. Seolah agama tidak lagi menjadi prioritas orang
timur seperti sedia kala, ketika landasan berperilaku budaya timur berdasarkan
ruh agama. Hasilnya, orang-orang timur menjadi lemah, dan tidak punya kekuatan
untuk melakukan sesuatu. Sebab agama tidak menjadi pedoman dan landasan dalam
bersikap.
Attached to Norms. Sebagai bangsa timur, dikenal
amat menjunjung tinggi norma-norma. Bangsa timur cenderung judgemental
menyangkut hal-hal yang bertentangan dengan norma.
Degradasi: Kepekaan sosial masyarakat terhadap
terjadinya menyelewengan norma di kampung, atau di desa untuk hal ini mungkin masih
agak terasa. Sense of society masih hidup. Masih bisa merasakan adanya
pelanggaran norma yang dilakukan oleh seseorang. Masih ada banyak orang
membicarakan ketika ada yang melaukan sesuatu yang dianggap tidak benar.
Pembicaraan keprihatian dan cara penuntasan. Akan tetapi, secara individu.
Masyarakat kita, khususnya yang muda, tidak lagi bersedia (tidak punya kekuatan
untuk membenting diri) untuk menjaga norma-norma. Penjagaan norma-norma yang
tidak maksimal ini dari individu masyarakat bangsa ini secara langsung berperan
pada terjadinya degradasi moral.
Strong family Ties. Kebanyakan orang-orang
bangsa timur sangat bergantung pada keluarganya. Keluarga menjadi faktor utama
dalam hal mempertimbangkan banyak hal seperti urusan jodoh dan karir.
Degradasi: Sekat antara orang tua dan anak
sangat berpengaruh dalam terciptanya ketenangan, kedamaian dalam keluarga. Orang-orang
timur sangat menjaga keakraban dalam keluarga dengan care satu lain.
Keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan pertimbangan bersama. Hal-hal yang
berhubungan dengan masa depan, karir dan jodoh misalnya. Keluarga menjadi
bagian terdekat dari sesorang, dan harus dijaga dari misskomunikasi. Adanya
sebuah pengambilan keputusan bersama keluarga adalah salah satu cara agar tidak
terjadi kesalahpahaman dan menjadi sebuah penghargaan kepada keluarga sebab
dilibatkan dalam urusan yang berhubungan dengan masa depan bagian dari anggota
keluarga tersebut.
Back to EAST
Kita harus mulai kembali ke budaya timur yang luhur. Adanya
arus budaya barat hanya sekedar menjadi referensi dalam tindakan ketimuran
dengan tidak menelannya secara bulat. Ada sebuah filter budaya, ideologi yang
mesti dijaga. Bukan berarti segala yang berhubungan barat adalah negatif. Dan
filter tersebut menjadi bagian untuk menyaring budaya-budaya buruk, dan
menerapkan budaya lain yang positif.
Menjunjung tinggi budaya leluhur yang agung adalah
bagian dari rasa syukur kita terhadap Tuhan. Anugerah keluhuran yang diberikan
kepada bangsa timur berupa kebudayaan harus dijaga dengan baik, dimanfaatkan
dengan maksimal. Ketika kita memilih untuk mengabaikan anugerah tersebut, kita
sama halnya menelantarkan sebuah nikmat khusus tersebut (kufur nikmat).
Perlu kekuatan bersama untuk sepenuh hati kembali ke
budaya timur. Tidak perlu dengan gugup, dari hal-hal yang kecil, kembalikan
budaya ketimuran yang agung tersebut.
Sebenarnya jika dinalar, kita tidak punya alasan sama
sekali untuk “hengkang”, imigrasi, pindah, kepada budaya lain. Tidak sama
sekali punya alasan untuk memilih budaya barat. Keagungan budaya dimiliki oleh
timur, dan tidak dimiliki oleh barat. Jadi, alasan logis manakah yang
menjadikan kita tidak memilih budaya timur dan kembali pada budaya yang luhur
tersebut?
Salam, Wallahu A’lam
Note:
{pola hidup bangsa Indonesia yang mulai melenceng dari budaya dan adat bangsa}
Note:
{pola hidup bangsa Indonesia yang mulai melenceng dari budaya dan adat bangsa}
“catatan
ini adalah resume dari salah satu catatan pengajian di Ma’had Tee Bee
(Pesantren Ekolistis Nusantara). Sabtu, 24 Agustus 2013 dalam kajian Al-Hikam. Termasuk
yang pertama kali dicatat oleh penulis diawal pengabdian menjadi Mukimer di
pesantren yang terletak di Surabaya pusat tersebut. Materi disampaikan oleh
Abuya Miftahul Luthfi Muhammad Al-Mutawakkil. Semoga Allah ridho dan
melimpahkan keanugerahan yang agung kepada beliau berupa kesehatan, kesejahteraan,
dan keluasan ilmu yang bermanfaat. Amiin”
REFERENSI
0 komentar